Nama : Mohammad Faqih
Kelas : 1 EB 21
NPM : 24210496
Makalah Perekonomian Indonesia
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia
Dosen : Dr. Aris Budi Setyawan
Universitas Gunadarma
Kata Pengantar
Puji sukur saya haturkan kepada allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat membuat, melaksanakan, dan menyelesaikan tugas penyusunan makalah perekonomian indonesia yang berjudul "Aku Bangga Indonesia" yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Perekonomian Indonesia di Universitas Gunadarma.
Dalam membuat makalah ini, mungkin saya sebagai penulis masih ada kesalahan teknis atau masih ditemukan berbagai kesalahan-kesalahan yang secara tidak saya sadari. untuk itu saya sebagai penulis meminta maaf kepada para pembaca jika dalam pembuatan makalah ini maish belum sempurna.
Semoga makalah ini dapat membuat para pembaca sekalian menjadi bertambah pengetahuan dan wawasannya dalam hal mengetahui tentang Indonesia .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia termasuk negara yang beruntung karena lokasinya yang dinilai strategis dalam letak geografis, dengan diapit oleh 2 benua dan dilalui oleh jalur perdagangan internasional. Dalam letak strategis inilah, memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam segi ekonomi khususnya. Dari kondisi seperti itu, dituntut bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk dapat bisa mengelola dan mengatur sebaik mungkin sehingga mendapatkan keuntungan yang besar kepada negara. Oleh karena itu, bangga dan bersyukurlah karena letak negara kita yang strategis walaupun dalam pengelolaan kesempatan letak ini masih kurang maksimal.
1.2 Perumusan Masalah
1. bagaimana keadaan perekonomian di indonesia saat ini
2. Pertumbuhan ekonomi di indonesia
3. Yang membuat Indonesia dipandang oleh dunia.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya materi "Aku Bangga Indonesia " adalah untuk lebih mengenal dan mengetahui tentang bagaimana negara indonesia di mata dunia dan keunggulan-keunggulan dalam segi ekonomi dan pariwisata yang ada di indonesia ini.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dalam menyusun tugas ini adalah berasal dari internet, blog-blog, buku-buku dan berbagai sumber lain yang menunjang untuk membahas sekilas tentang materi tersebut.
BAB II
Pembahasan
1. Keadaan ekonomi Indonesia saat ini..
Kita telah mendengar keadaan ekonomi Indonesia yang sangat memprihatinkan, hal ini disebabkan karena Indonesia terlilit hutang -/+ sebesar Rp. 1.062 Triliun. kira2 sampai kapan Negara tercinta kita akan terbebaskan dari hutangnya, kita doakan saja semoga secepatnya Indonesia terbebas dari hutangnya sehingga rakyatnya akan kembali makmur seperti tahun 1990an. Utang Rp 116 Triliun yang jatuh tempo tahun 2010
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan melansir bahwa nilai utang jatuh tempo pemerintah Indonesia pada tahun 2010 mencapai Rp 116 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 54 triliun berasal dari utang luar negeri dan Rp 62 triliun berasal dari Surat Berharga Negara (SBN).
Jumlah utang jatuh tempo di 2010 ini, meningkat tajam jika dibandingkan jumlah utang jatuh tempo pemerintah pada tahun 2009 yang besarannya mencapai Rp 29 triliun. Menurut data tersebut, puncak tingginya utang jatuh tempo pemerintah Indonesia adalah pada tahun 2033. Pada tahun tersebut, jumlah utang jatuh tempo mencapai Rp 129 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 127 triliun berasal dari surat utang eks BLBI .
Sisa hutang Indonesia hingga Oktober 2009 adalah sebesar Rp. 1062 Triliun dimana setiap penduduk menanggung Rp. 6,41 juta. Maka untuk mengerti lebih dalam, kita harus tahu mengenai GDP (gross Domestic Product). GDP secara garis besar, menurut Wikipedia, adalah salah satu cara untuk mengetahui keadaan ekonomi suatu Negara.GDP adalah Nilai yang didapatkan dari semua perdagangan produk dan jasa yang dilakukan Negara tersebut dalam satu tahun. dengan kata lain, GDP adalah penghasilan suatu Negara.
Krisis ekonomi global, yang sudah diprediksi oleh beberapa pengamat satu-dua tahun sebelumnya, mencapai puncaknya pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009. Peluruhan ekonomi ini pada awalnya hanya mengguncang pasar saham dan pasar finansial dunia. Beberapa Bank besar bertumbangan. Tetapi, karena arsitektur ekonomi itu berakit erat satu sama lain, maka krisis kemudian mau tak mau merembet juga ke sektor riil. Beberapa industri otomotif besar lunglai. Ekonomi dunia mengalami kontraksi yang tajam.
Sebagai sebuah negara yang berada dalam pusaran ekonomi Ekonomi Indonesia 2010 Optimistisglobal, Indonesia tentu mengalami dampak peluruhan ekonomi dunia ini. Pada kuartal terakhir tahun 2008, pertumbuhan ekonomi domestik anjlok. Nilai tukar rupiah atas dollar tembus hingga lebih dari Rp 12.000,- per dollar. Indeks pasar modal turun di bawah 2000. Pertumbuhan industri otomotif juga menurun tajam. Kondisi yang lesu ini menjadi saat-saat yang cukup berat bagi perekonomian nasional.
Namun, sebetulnya imbas krisis global tidak terlampau mengoyak perekonomian Indonesia . Pengamat ekonomi, Tjiptono Darmadji, mengatakan di tengah kontraksi tajam yang dialami banyak negara di dunia, Indonesia dikategorikan sebagai negara yang cukup optimistis dengan pertumbuhan ekonominya. “Ekonomi kita pada kuartal keempat tahun 2008 memang jelek dan mengalami kontraksi. Tetapi sepanjang tahun 2009, tanda-tanda pemulihan sudah mulai tampak” tuturnya tatkala ditemui redaksi Kawan Lama News, Kamis, 3 September,2009, di ruang kerjanya, Mid Plaza, Lt. 8- kawasan Sudirman, Jakarta.
Pemerintah dan bank sentral sejauh ini memang dinilai banyak kalangan telah cukup berhasil dalam melakukan langkah antisipasi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal tersebut tercermin dalam kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan nilai tukar yang mampu diarahkan untuk meminimalisasi dampak gejolak ekonomi dunia. Tidak perlu heran bila kemudian IMF menilai bahwa Indonesia menangani krisis keuangan global dengan cara yang tepat. Performa ekonomi Indonesia selama kuartal I/2009 dengan catatan laju produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,4%, menjadi salah satu pertanda tepatnya penanganan perekonomian Indonesia .
2. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
I. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009
Perekonomian Indonesia pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 4,5 persen dibanding tahun 2008. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2009 mencapai Rp2.177,0 triliun, sedangkan pada tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp2.082,3 triliun dan Rp1.964,3 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2009 naik sebesar Rp662,0 triliun, yaitu dari Rp4.951,4 triliun pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp5.613,4 triliun pada tahun 2009
Selama tahun 2009, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 15,5 persen, diikuti oleh Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 13,8 persen, Sektor Konstruksi 7,1 persen, Sektor Jasa-jasa 6,4 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,0 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 4,4 persen, Sektor Pertanian 4,1 persen, dan Sektor Industri Pengolahan 2,1 persen, serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 4,5 persen.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 15,5 persen sekaligus merupakan sumber pertumbuhan terbesar pula terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,2 persen. Selanjutnya sumber pertumbuhan yang cukup besar yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor Jasa-jasa masing-masing memberikan peranan sebesar 0,6 persen. (Tabel 1)
II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2009
Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2009 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan 2000 menurun sebesar 2,4 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut mengikuti pola triwulanan yang lalu yaitu mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada triwulan III. Pertumbuhan negatif pada triwulan IV-2009 ini terutama karena Sektor Pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 21,4 persen karena siklus musiman dan Sektor Pertambangan dan Penggalian turun sebesar 0,9 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan IV-2009 mengalami pertumbuhan positif yaitu: Sektor Konstruksi tumbuh 2,5 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 1,6 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 1,3 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 1,2 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 0,9 persen, serta Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dan Sektor Industri Pengolahan masing-masing tumbuh 0,3 persen (Tabel 2).
Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2009 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2008 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,4 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi yaitu: Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 14,0 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 12,2 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 8,0 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 5,7 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 5,2 persen, Sektor Pertanian tumbuh 4,6 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 4,2 persen, dan Sektor Industri Pengolahan tumbuh 4,2 persen, serta Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 3,8 persen.
III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007—2009
Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan sebesar 55,1 persen tahun 2009. Sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi sebesar 26,4 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan masingmasing sebesar 15,3 persen dan 13,4 persen.
Dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2008, pada tahun 2009 terjadi peningkatan pada beberapa sektor kecuali: Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pertambangan dan Penggalian, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan. Peranan Sektor Pertanian naik dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen, Sektor Jasa-jasa dari 9,7 persen menjadi 10,2 persen, Sektor Konstruksi dari 8,5 persen menjadi 9,9 persen, sedangkan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih masing masing memberikan peran yang sama dari tahun 2008 yaitu sebesar 6,3 persen dan 0,8 persen. Sementara Sektor Industri Pengolahan turun dari 27,9 persen menjadi 26,4 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran turun dari 14,0 persen menjadi 13,4 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian turun dari 10,9 persen menjadi 10,5persen, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan turun dari 7,4 persen menjadi 7,2 persen. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik dari 89,4 persen pada tahun 2008 menjadi 91,7 persen pada tahun 2009.
IV. PDB Menurut Penggunaan
PDB atas dasar harga berlaku tahun 2009 sebesar Rp5.613,4 triliun, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp3.290,8 triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp539,8 triliun, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp1.743,7 triliun, perubahan inventori sebesar minus Rp5,5 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp1.354,2 triliun dan impor sebesar Rp1.197,2 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2008, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp4.951,4 triliun menjadi Rp5.613,4 triliun. Hal tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada tabel berikut:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2009 tercatat sebesar 4,5 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh beberapa komponen, yakni konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,9 persen, konsumsi pemerintah sebesar 15,7 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 3,3 persen. Beberapa komponen lainnya mengalami pertumbuhan negatif yaitu ekspor barang dan jasa sebesar minus 9,7 persen dan perubahan inventori yang tumbuh negatif sebesar 121,9 persen. Impor juga menurun sebesar 15,0 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4,5 persen sebagian besar bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga yakni 2,8 persen. Konsumsi pemerintah memberikan sumbangan sebesar 1,3 persen, PMTB sebesar 0,8 persen, sementara sumbangan ekspor sebesar minus 4,8 persen.
Pertumbuhan masing-masing komponen penggunaan, q-to-q pada triwulan IV-2009 dibandingkan dengan triwulan III-2009 mengalami peningkatan kecuali komponen perubahan inventori yang mengalami kontraksi sebesar 213,6 persen. Laju pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV-2009 terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 33,2 persen. Konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing meningkat sebesar 1,0 persen dan 2,0 persen. Komponen ekspor dan impor juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 6,4 persen dan 5,2 persen.
PDB menurut penggunaan pada triwulan IV-2009 terhadap triwulan IV-2008 (y-on-y) mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen konsumsi pemerintah yang mencapai 17,0 persen, diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 4,2 persen. Konsumsi rumah tangga juga meningkat sebesar 4,0 persen. Begitu juga ekspor dan impor mengalami ekspansi masing-masing tumbuh sebesar 3,7 persen dan 1,6 persen.
Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia sekalipun mengalami penurunan dari 60,6 persen pada tahun 2008 menjadi sebesar 58,6 persen pada tahun 2009. Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat dari 8,4 persen menjadi 9,6 persen pada tahun 2009. Pembentukan modal tetap bruto meningkat dari 27,7 persen menjadi 31,1 persen. Ekspor menurun dari 29,8 persen menjadi 24,1 persen pada periode yang sama, sementara impor mengalami penurunan yaitu dari 28,7 persen menjadi 21,3 persen.
V. PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita
PDB/PNB per kapita merupakan PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2009 angka PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp24,3 juta (US$2.590,1) dengan laju peningkatan sebesar 12,0 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2008 yang sebesar Rp21,7 juta (US$2.269,9). Sementara itu PNB per kapita juga meningkat dari Rp20,9 juta pada tahun 2008 menjadi Rp23,4 juta pada tahun 2009 atau terjadi peningkatan sebesar 14,2 persen.
VI. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan IV-2009
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan IV-2009 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,6 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,5 persen, Pulau Kalimantan 9,5 persen, dan Pulau Sulawesi 4,6 persen dan sisanya 4,8 persen di provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar dari sisi kontribusi adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat, ketiganya memberikan konstribusi 45,7 persen terhadap Indonesia. Lebih rincinya; DKI Jakarta(16,6 persen), Jawa Timur (14,7 persen), dan Jawa Barat (14,4) persen.
Dari Pulau Sumatera tiga provinsi terbesar adalah Riau (7,1 persen), Sumatera Utara (5,2 persen), dan Sumatera Selatan (3,1 persen). Provinsi penyumbang terbesar di Pulau Kalimantan adalah Kalimantan Timur sebesar 6,4 persen, sedangkan provinsi penyumbang terbesar di Pulau Sulawesi adalah Sulawesi Selatan sebesar 2,2 persen.
3. yang membuat indonesia menjadi terpandang
1. Wisata Taman Laut Bunaken
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado , yang terletak di utara pulau Sulawesi , Indonesia . Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.
2. Pantai Senggigi
Pantai Senggigi adalah tempat pariwisata yang terkenal di Lombok . Letaknya di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Pantai Senggigi memang tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, tetapi seketika kita berada di sini akan merasa seperti berada di Pantai Kuta, Bali .
Pesisir pantainya masih asri, walaupun masih ada sampah dedaunan yang masih berserakan karena jarang dibersihkan. Pemandangan bawah lautnya sangat indah, dan wisatawan bisa melakukan snorkling sepuasnya karena ombaknya tidak terlalu besar. Terumbu karangnya menjulang ketengah menyebabkan ombak besarnya pecah ditengah. Tersedia juga hotel-hotel dengan harga yang bervariasi, dari yang mahal sampai hotel yang berharga ekonomis.
3. Pantai Kuta (Bali)
Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia . Kuta terletak di kabupaten Badung. aerah ini merupakan sebuah destinasi turis mancanegara yang sangat termasyhur. Di Kuta sendiri banyak terdapat pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai Sunset Beach atau pantai matahari terbenam sebagai lawan dari pantai Sanur. Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.
BAB III
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan Dan Saran
3.1 Kesimpulan
Daftar isi
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010-di-banding-tahun-2009/
http://www.bps.go.id/brs_file/pdb-10feb10.pdf
http://terselubung.blogspot.com/2010/03/10-tempat-wisata-kebanggan-indonesia.html
http://sohib-dika-bisnis.blogspot.com/2011/02/kehebatan-indonesia-dimata-dunialengkap.html