Sabtu, 29 September 2012

Bahasa Sebagai Jati Diri


Nama : Mohammad Faqih
Kelas : 3Eb21
NPM : 24210496


Bahasa Sebagai Jati Diri

            Bahasa itu identik dengan suatu bangsa tersebut. Pada saat kita berbahasa Indonesia, kita menggunakannya sedemikian rupa sehingga jati diri dan harga diri bangsa Indonesia ini tetap terjaga dan tampak. Lalu pada saat kita berbahasa daerah, itu mencerminkan jati diri daerah masing-masing tiap bahasa tersebut. Dengan kata lain, saya dapat menyimpulkan bahwa perlu ditampilkan dalam setiap pandangan, sikap dan perbuatan yang salah bentuk mengungkapkannya adalaah perilaku bahasa itu sendiri. Bila jati diri kita diukur dengan menggunakan perilaku berbahasa, maka konsep kebudayaan itu perlu difokuskan pada seberapa jauh acuan yang lazim yang disebut factor social budaya. Melalui sumpah pemuda, bahasa melayu telah diangkat sebagai bahasa persatuan bahasa Indonesia dengan nama bahasa Indonesia.
           
            Meskipun sesungguhnya butir ke -3 sumpah pemuda itu merupakan pernyataan yang bersifat politis. Dan juga bahasa Indonesia itu mempunyai kedudukan tersendiri yaitu sebagai bahasa Negara. Namun hal paling penting adalah penjelasan yang menyebutkan bahwa bahasa-bahasa daerah yang dipelihara secara baik-baik oleh rakyatnya akan dihormati juga oleh Negara. Dan juga disebutkan bahwa bahasa-bahasa daerah itu juga merupakan sebagai kebudayaan Indonesia yang hidup, karen bahasa itu sendiri tidak akna pernah mati meskipun berkembangnya zaman. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa perlu dilakukan dalam berbagai sektor. Namun pada saat sekarang ini bahasa Indonesia mulai kalah dengan bahasa global yang mulai merajalela di Indonesia, pengaruh globalisasi ternyata salah satu factor yang membuat bahasa Indonesia ini mulai mengalami keterpurukan. Dan pengaruhnya sangat bisa kita rasakan yaitu dengan bercampurnya bahasa Indonesia dengan bahasa asing, bahkan penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri terkadang dicampur laig dengan bahasa daerah.

            Sebagai contohnya adaah banyak pemuda di kota yang menggunakan kata “Gue” dan “loe” sbagai pengganti kata “aku” dan “kamu”. Gejala seperti ini tidak terjadi hanya di kota, melainkan sampai ke pelosok-pelosok daerah akibat derasnya arus informasi. Tidka hanya digabungkan oleh bahasa dareha, namun banyak juga yang kata-kata digabungkan dengan dengan bahasa inggris. Contohnya adalah “Maaf yaa, Just Kidding kali”. Inilah yang membuat jati diri bahasa Indonesia semakin terpuruk. Banyak sekali orang Indonesia menggunakan bahasa Indonesia itu dengan sesuka hatinya, alasannya agar bahasa sebagai alat komunikasi jadi tidak sulit dimengerti oleh orang lain, intinya responden yang mendengar itu tau apa maksud yang inign disampaikan oleh yang inign menyampaikan pesan tersebut. Dan banyak juga bahasa Indonesia ini yang sekedar hanya “asal nyambung” dan itu dianggap sebagai sebuah kebenaran. Dan ada juga yang tidak menggunakan ejaan yang tidak disempurnakan (EYD). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar