Nama : Mohammad
Faqih
Kelas : 3Eb21
NPM : 24210496
Bahasa Sebagai Jati Diri
Bahasa itu identik dengan suatu
bangsa tersebut. Pada saat kita berbahasa Indonesia ,
kita menggunakannya sedemikian rupa sehingga jati diri dan harga diri bangsa Indonesia
ini tetap terjaga dan tampak. Lalu pada saat kita berbahasa daerah, itu
mencerminkan jati diri daerah masing-masing tiap bahasa tersebut. Dengan kata
lain, saya dapat menyimpulkan bahwa perlu ditampilkan dalam setiap pandangan,
sikap dan perbuatan yang salah bentuk mengungkapkannya adalaah perilaku bahasa
itu sendiri. Bila jati diri kita diukur dengan menggunakan perilaku berbahasa,
maka konsep kebudayaan itu perlu difokuskan pada seberapa jauh acuan yang lazim
yang disebut factor social budaya. Melalui sumpah pemuda, bahasa melayu telah
diangkat sebagai bahasa persatuan bahasa Indonesia dengan nama bahasa Indonesia .
Meskipun sesungguhnya butir ke -3
sumpah pemuda itu merupakan pernyataan yang bersifat politis. Dan juga bahasa
Indonesia itu mempunyai kedudukan tersendiri yaitu sebagai bahasa Negara. Namun
hal paling penting adalah penjelasan yang menyebutkan bahwa bahasa-bahasa
daerah yang dipelihara secara baik-baik oleh rakyatnya akan dihormati juga oleh
Negara. Dan juga disebutkan bahwa bahasa-bahasa daerah itu juga merupakan
sebagai kebudayaan Indonesia
yang hidup, karen bahasa itu sendiri tidak akna pernah mati meskipun
berkembangnya zaman. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa perlu
dilakukan dalam berbagai sektor. Namun pada saat sekarang ini bahasa Indonesia
mulai kalah dengan bahasa global yang mulai merajalela di Indonesia, pengaruh
globalisasi ternyata salah satu factor yang membuat bahasa Indonesia ini mulai
mengalami keterpurukan. Dan pengaruhnya sangat bisa kita rasakan yaitu dengan
bercampurnya bahasa Indonesia dengan bahasa asing, bahkan penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri terkadang dicampur laig dengan bahasa daerah.
Sebagai contohnya adaah banyak
pemuda di kota yang menggunakan kata “Gue” dan “loe” sbagai pengganti kata
“aku” dan “kamu”. Gejala seperti ini tidak terjadi hanya di kota , melainkan sampai ke pelosok-pelosok
daerah akibat derasnya arus informasi. Tidka hanya digabungkan oleh bahasa
dareha, namun banyak juga yang kata-kata digabungkan dengan dengan bahasa
inggris. Contohnya adalah “Maaf yaa, Just Kidding kali”. Inilah yang membuat
jati diri bahasa Indonesia semakin terpuruk. Banyak sekali orang Indonesia
menggunakan bahasa Indonesia itu dengan sesuka hatinya, alasannya agar bahasa
sebagai alat komunikasi jadi tidak sulit dimengerti oleh orang lain, intinya
responden yang mendengar itu tau apa maksud yang inign disampaikan oleh yang
inign menyampaikan pesan tersebut. Dan banyak juga bahasa Indonesia ini yang
sekedar hanya “asal nyambung” dan itu dianggap sebagai sebuah kebenaran. Dan
ada juga yang tidak menggunakan ejaan yang tidak disempurnakan (EYD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar